MANFAAT MOL UNTUK KOLAM
POC/MOL bagi Dunia Perikanan dan Peternakan
Bila melihat beragam POC yang dijual, biasa peruntukannya tak hanya terbatas pada dunia pertanian saja. Dunia perikanan dan peternakan juga bisa memanfaatkan fungsi dari POC/MOL ini.
Untuk dunia perikanan, biasanya POC/MOL ini digunakan/aplikasikan ke dalam airnya. Sehingga MO yang menguntungkan, yang ada di dalam air dapat berkembang biak dengan baik. Ujung-ujungnya, ikan yang ada di kolam/tambak tsb sehat.
Begitu juga dengan dunia peternakan. Dengan memanfaatkan POC/MOL ini pertumbuhannya ternak akan semakin sehat. Bukan itu saja, kotoran yang dihasilkan dapat mengurangi bau yang dikeluarkan.
MOL dan Ikan
Bila kita punya kolam/empang/dll, coba buat alat yang terbuat dari apa saja. Intinya, di atas kolam/empang/dll bisa diletakkan MOL pada wadah/nampang di alat tsb.
Untuk apa?
Setelah kita letakkan MOL tsb, biasanya tak lama kemudian akan datang lalat. Apa lagi kalau bukan untuk meletakkan telur-telurnya. Sebab MOL adalah nutrisi tingkat tinggi. Kandungan MOL begitu kaya akan beragam hara, Mikro Organisme, ZPT, dll.
Hasilnya: akan muncul banyak ulat/belatung. Belatung-belatung tsb akan berukuran jumbo, sebab makananya adalah MOL. Karena itu, yang namanya belatung, ya akan bergerak ke sana ke sini. Dan akhirnya akan jatuh ke dalam kolam/empang/dll tsb.
Belatung-belatung yang jatuh inilah yang menjadi santapan para ikan. Jelas, para ikan akan bergembira bila banyak belatung yang jatuh. Mereka mengira: belatung-belatung tsb jatuh dari “langit”.
Betul, tujuan dari peletakkan MOL tsb adalah mendatangkan lalat, membesarkan belatung dan memberikan santapan buat ikan kita.
Kalau kolam/empang/dll tsb besar, maka tempat untuk meletakkan MOL tsb bisa lebih dari satu.
Menurut saya, cara ini sangat efesien untuk mengurangi lalat yang ada di sekitar lingkungan kita.
MOL memang luar biasa,,,,
KUMPULAN TENTANG MOL
1. MOL TAPE
A. PEMBUATAN MOL ( MICRO ORGANISME LOKAL ) TAPE
1. Masukan 1 ons Tape tadi kedalam botol mineral ukuran 1,5 liter.
2. Isi dengan air hingga hampir penuh (jangan terlalu penuh).
3. Masukkan 5 sendok gula kedalam botol yang telah diisi tape dan air tadi
4. Kocok sebentar agar gula melarut.
5. Biarkan botol terbuka tidak tertutup selama 4-5 hari hingga berbau wangi alkohol, itu artinya MoL telah bisa di pakai.
B. PEMBUATAN MOL NASI
1. Nasi ( baru atau basi) dibentuk bulat sebesar bola pimpong sebanyak 4 buah
2. Diamkan selama 3 hari sampai keluar jamur yang berwarna kuning, jingga, dan abu-abu.
3. Bola nasi jamuran , kemudian dimasukkan kedalam botol kosong.
4. Tuang air satu gayung yang sudah dicampur gula sebanyak 4 sendok makan kedalam botol berisi nasi basi
5. Biarkan botol terbuka tidak ditutup diamkan selama 1 minggu (campuran nasi dan air gula tersebut akan berbau asam seperti tape)
Oleh: SOBIRIN
Banyak yang bertanya cara membuat Mikro Organisme Lokal (MOL). Setelah diberi penjelasan bahannya dari sampah dapur yang membusuk atau bahan lain yang berjamur, kebanyakan mundur karena jijik, bau.
Berikut saya membuat MOL yang relatif bersih, dari tapai atau peuyeum.
MOL adalah kumpulan mikro organisme yang bisa “diternakkan”, fungsinya dalam konsep “zero waste” adalah untuk “starter” pembuatan kompos organik. Dengan MOL ini maka konsep pengomposan bisa selesai dalam waktu 3 mingguan.
Dalam blog ini beberapa waktu lalu telah banyak saya uraikan cara-cara membuat MOL yang gratisan, yaitu dari bahan sampah dapur yang mudah membusuk, sayur kemarin yang basi. Bisa juga dari bahan lain misalnya keong sawah yang ditumbuk, buah nenas yang busuk. Tinggal pilih bahan yang paling mudah didapat disekitar kita. Setelah bahan dipilih dari salah satu di atas, kemudian dimasukkan ke dalam drum plastik, dan diberi air, hingga bahan tenggelam. Setelah 4 atau 5 hari MOL ini sudah bisa dipakai.
Selain untuk “starter” kompos, MOL bisa juga dipakai untuk “pupuk cair” dengan cara diencerkan terlebih dahulu, 1 bagian MOL dicampur 15 bagian air. Siramkan pada tanah di sekitar tanaman. Upayakan jangan mengenai batang tanaman.
Untuk ”anggrek”? Karena anggrek ini tumbuh di pakis dan akarnya menonjol, saya tidak menyarankan dengan pupuk cair MOL ini. Nanti pakisnya di makan MOL dan timbul panas yang bisa mematikan anggrek.
Jadi baiknya untuk tanaman yang tumbuh di tanah saja, dan tanahnya yang disiram MOL encer.
Kembali ke MOL tapai atau MOL peuyeum, saya sebut lebih bersih, karena bahannya juga bersih, dan tidak ada kesan menjijikkan. Bisa tapai singkong atau peuyeum ketan, pilih yang paling mudah didapat.
Pertama, siapkan botol plastik air minum kemasan ukuran besar (1.500 mililiter). Cukup satu botol kosong saja, tidak
usah dengan tutupnya.
Kedua, beli tapai atau peuyeum, sedikit saja, soalnya butuhnya juga hanya 1 ons, lalu masukkan dalam botol tadi.
Ketiga, isikan air dalam botol yang telah berisi tapai atau peuyeum tadi. Tidak usah penuh, cukup hampir penuh.
Keempat, masukkan gula ke dalam botol yang telah diisi tapai atau peyeum dan air tadi.
Bisa gula pasir atau gula merah, 5 sendok makan.
Kelima, kocok-kocok sebentar agar gula melarut.
Keenam, biarkan botol terbuka tidak ditutup selama 4 atau 5 hari. Selanjutnya, selamanya botol tidak ditutup, biar MOL-nya bisa bernafas.
Ketujuh, setelah 5 hari, dan kalau dicium akan berbau wangi alkohol, maka MOL telah bisa dipakai.
Kedelapan, kalau ingin ”beternak” MOL, maka ambillah botol kosong yang sejenis, lalu bagilah MOL dari botol yang satu ke botol kedua. Separoh-separoh. Lalu isikanlah air ke dalam botol-botol tadi sampai hampir penuh, dan kemudian masukanlah gula ke masing-masing botol dengan takaran seperti di atas. Maka kita punya 2 botol MOL. Bila ingin memperbanyak lagi ke dalam botol-botol yang lain, lakukanlah dengan cara yang sama.
MOL tapai sudah cukup bagus untuk percepatan membuat kompos, juga dapat dipakai untuk pupuk cair. Saya mencoba lagi menambahkan buah nenas yang telah diblender halus ke dalam MOL tapai, juga ditambah gula pasir. Warnanya menjadi kekuningan, baunya wangi antara tapai dan nenas, dan tetap bersih.
Setelah MOL peuyeum selesai saya buat, saya mencobanya untuk starter pengomposan. Ternyata MOL peuyeum ini bagus, cepat bereaksi sebagai starter kompos. Bahan kompos yang tadinya hijau dan coklat, dalam sehari sudah menghitam dan menghangat
Oleh: Sobirin
Membuat pupuk organik cair (POC) telah lama saya cita-citakan. Bahan ada di sekeliling kita. Pucuk daun-daun hijau segar, kotoran sapi, air kelapa, gula, dan tanah yang hidup, semua itu mudah kita dapatkan. Daun-daun dipotong kecil-kecil. Semua masuk tong, tambah air, selesai.
Pertama, siapkan tong plastik ukuran sedang, kira-kira volumenya 50 liter. Cuci sampai bersih supaya sisa-sisa zat kimia atau deterjen hilang, lalu tong dijemur supaya kering.
Kedua, siapkan bahan-bahan yaitu pucuk daun apa saja yang berwarna hijau. Saya menggunakan daun papaya, daun tomat, daun teh-tehan, daun kiambang yang ada di sawah, eceng gondok, dan sejenisnya. Pilih daun-daun yang ada disekitar kita. Banyaknya sekitar 1 kg, atau sekitar 1 kantong kresek plastik besar.
Ketiga, siapkan kotoran sapi atau kotoran kambing atau kotoran ayam, sebanyak sekitar 1 kg. Gula pasir sebanyak 1/2 kg. Air kelapa gerlas 2 gelas minum.
Keempat, siapkan tanah yang hidup, yaitu tanah selokan sebanyak 1/2 kg. Upayakan tanah selokan ini tidak ada deterjen atau air sabun yang terbawa mengalir di selokan. Di dalam tanah selokan ini diharapkan banyak mikro organisme yang hidup.
Kelima, setelah daun-daun hijau segar dipotong kecil-kecil, maka bersama bahan-bahan lain yang telah disiapkan, semuanya dimasukkan dalam tong plastik.
Keenam, campurkan air sebanyak 40 liter. Diaduk hingga rata, kemudian tong ditutup dengan tutup yang berlubang-lubang supaya ada sirkulasi udara.
Ketujuh, aduk tiap hari, setelah 5 hari pupuk cair ini bisa dimanfaatkan.
Pupuk cair ini juga adalah MOL atau mikro organisme lokal. Warnanya hijau, pekat, maka untuk mudahnya sebut saja MOL hijau. Baunya agak menyengat. Cara memanfaatkannya, ambil MOL hijau dari tong sebanyak 1 kaleng susu kecil. Masukkan dalam ember plastik, dan campurkan dengan air sebanyak 15 kaleng susu kecil. Aduk sampai rata, lalu siramkan pada media tanaman di pot atau di kebun rumah tangga kita.
Menyiram MOL ke tanaman ini tidak tiap hari, tetapi 3 hari sekali. Siramkan pada media tanahnya, bukan pada batang tanamannya. Saya menyiramkan MOL hijau ini pada tanaman tomat rosela, padi ember. Hasilnya memuaskan.
Selamat mencoba, moga-moga sukses, dan buatlah kompos agar kita tidak membuang sampah ke luar rumah.
Buah yang digunakan juga bisa bervariasi tinggal pilih yang anda suka dan yang tersedia disekitar kita seperti pepaya, mangga, nangka, nanas, pisang dan tomat. Kelebihan Mol buah adalah memiliki aroma yang harum seperti aroma buah aslinya.
Bahan dalam pembuatan MOL buah :
1. 2 kg Limbah buah-buahan seperti nangka, pisang, mangga, pepaya, nanas, tomat
2. 2 ons gula merah
3. 2 liter air kelapa
Cara membuat Mol Buah :
1. Potong kecil-kecil buah-buahan yang tersedia
2. Masukkan gula merah yang telah disisir
3. Campurkan dengan air kelapa
4. Masukkan dalam jerigen dan tutup rapat
5. Biarkan terfermentasi selama 15 hari
Cara penggunaan :
1. Untuk pemupukan campurkan 150 ml dengan 15 liter air (1 tangki 15 – 17 liter), semprotkan ketanaman yang telah memasuki masa generatif atau tanaman yang mulai berbunga
2. Untuk pengomposan campurkan 1 bagian Mol buah dengan 5 bagian air dan tambahkan gula merah lalu semprotkan ke bahan organik yang akan di fermentasi.
Demikian cara pembuatan Mol buah dan manfaatnya bagi tanaman, harapan maspary semoga bisa kita manfaatkan dalam kegiatan pertanian kita.
Sumber : gerbang pertanian.
Sumber lain.:CPA ( catatan petani alami )
Cara membuat nutrisi buah cukup mudah. Sari buah sebanyak satu liter ditambah gula merah sebanyak 3 sendok makan. Campuran ini kemudian ditutup rapat, dan didiamkan atau menunggu terfermentasi hingga satu minggu. Kemudian saat akan disemprot ke tanaman, cairan yang telah difermentasi tersebut ditambah kuning telur ayam kampung.
Aplikasi nutrisi ini tidak banyak. Cukup sebanyak 200cc nutrisi untuk 15 liter air. Mengapa 15 liter? Sebab saya menggunakan tangki penyemprot ukuran 15 liter. Perbandingan ini untuk memudahkan penggarap saat akan menyemprotkan nutrisi buah menggunakan tangki penyemprot. Larutan nutrisi ini disemprotkan ke daun dan tanah disekitar tanaman saat akan berbuah.
Hasilnya, pada panen yang lalu, tiap satu kuintal gabah menghasilkan 80 kg beras. Karena itulah banyak petani sekitar saya yang tertarik membuat nutrisi buah. Sebab hasilnya lebih baik dibanding menggunakan perangsang buah sintetis yang harganya mahal.
Salam Pertanian !! Jumpa lagi dengan Gerbang Pertanian. Setelah kemarin kita membahas tentangbahan utama pembuatan MOL, sekarang maspary akan memosting tentang cara membuat dan manfaat MOL rebung bambu. Seperti kita ketahui yang namanya bambu biasanya dimanapun akan tumbuh subur, termasuk didaerah tanah yang tandus sekalipun. Dan yang lebih hebat, tanaman bambu akan mengubah tanah yang tadinya tandus menjadi subur. Oleh karena itu tanah-tanah disekitar perakaran pohon bambu biasa digunakan untuk media pembibitan.
Bukan hanya itu saja, bambu juga mampu tumbuh begitu cepat walaupun tanpa pupuk sama sekali. Oleh karena itu kita akan mencoba memanfaatkan tanaman bambu muda (rebung) untuk kita jadikan MOL. Menurut beberapa informasi yang maspary peroleh, MOL rebung bambu mempunyai kandungan C organik dan giberellin yang tinggi sehingga mampu merangsang pertumbuhan tanaman secara cepat. Selain itu MOL rebung bambu juga mengandung mikroorganisme yang sangat penting untuk membantu pertumbuhan tanaman yaitu Azotobacter dan Azospirillium.
Kalau dilihat dari kandungannya tersebut MOL rebung bambu bisa kita gunakan sebagai perangsang pertumbuhan padi saat fase vegetatif (tanaman muda) umur kurang dari 35 hst. Selain itu MOL rebung bambu juga sangat bagus digunakan untuk pengomposan.
Cara Membuat MOL Rebung Bambu
Bahan:
1. 1 Kg rebung bambu
2. Air cucian beras 2,5 – 3 liter
3. 1 butir buah maja
Gula merah 1 – 2 ons
Cara membuat :
1. Rebung bambu diiris tipis-tipis atau ditumbuk juga boleh
2. Masukkan rebung bambu yang telah dihaluskan ke dalam jerigen
3. Masukkan daging buah maja yang telah dihaluskan
4. Masukkan gula merah
5. Masukkan air cucian beras
6. Tutup rapat jerigen tersebut, dan kocok-kocok hingga tercampur
7. Buka sebentar tutup jerigen tiap pagi sekali agar gas dalam jerigen bisa keluar.
8. Setelah 15 hari siap digunakan
Cara penggunaan :
1. Untuk pengomposan, campur larutan mol dan air dengan perbandingan 1 : 5 (1 liter MOL dicampur dengan air bersih 5 liter). Siram atau semprotkan ke bahan pupuk kompos/ pupuk kandang yang akan dikomposkan.
2. Untuk pemupukan tanaman, campurkan 1 bagian MOL rebung bambu dengan air bersih 15 bagian. Semprotkan atau kocorkan pada tanaman.
Semoga sedikit informasi di Gerbang Pertanian tersebut bisa bermanfaat bagi para petani Indonesia. Ya, bisa untuk menghemat penggunaan pupuk kan. Gak ada salahnya kalau kita coba dan kita kembangkan ke teman sesama petani untuk meningkatkan kemandirian para petrani.
Salam Tani !! Selamat pagi petani Indonsia !! Masih semangat kan ? Syukurlah………… Sebelumnya maspary mohon maaf karena sudah agak lama tidak sempat menulis artikel di Gerbang Pertanian , yah biasa penyebabnya karena berbagai kesibukan pekerjaan dan keluarga. Bahkan SMS dari rekan-rekan petani yang menanyakan permasalahannya saja sering kali tidak bisa terbalas semua karena begitu banyak dan kompleknya permasalahan petani Indonesia. Sekali lagi maspary mohon maaf.
Pada pagi hari ini maspary akan menulis tentang cara membuat MOL sayur, yang mungkin saja ilmu ini sudah banyak dilakukan oleh rekan-rekan Gerbang Pertanian. Kelebihan dari MOL sayur ini adalah ketersediaan bahan yang berlimpah disekitar kita, terutama sisa-sisa masakan para ibu rumah tangga. Manfaat dari MOL sayur adalah sebagai mikroorganisme pengurai (pembuat kompos) dan penyubur tanaman jadi sangat tepat jika di aplikasi saat vase vegetatif hingga menjelang generatif yaitu umur pra tanam, 10, 20, 30 dan 40 hst.
Dengan konsentrasi 5 – 10 ml per liter air biasanya sudah cukup untuk menyuburkan tanaman. Kalau untuk pembuatan kompos butuh konsentrasi yang lebih besar, bisanya sekitar 100-200 ml per liter air dan juga masih perlu ditambahkan gula jawa sekitar 2 % dari volume air. Dalam MOL sayur mengandung Sitokinin, karbohidrat, Pseudomonas, Aspergilus dan Lactobacillus.
Bahan yang diperlukan untuk membuat MOL sayur :
1. 10 kg limbah sayuran hijauan (sawi, bayam, kol, brokoli, kangkung, caisim dll)
2. Garam 5 % dari berat bahan
3. Air cucian beras 10 liter
4. Gula merah/ gula jawa 2 % dari cairan yang peroleh setelah 3 minggu
Cara membuat MOL sayur :
1. Bahan sayuran dipotong kecil-kecil / tipis-tipis
2. Masukkan dalam ember/ drum, setiap ketebalan 5 cm ditaburi garam secukupnya.
3. Tambahkan air cucian beras hingga 10 liter
4. Tutup drum/ ember dengan plastik lalu ikat dengan rafia atau karet
5. Tuangkan air diatas plastik tersebut agar wadah bisa tertutup rapat.
6. Setelah 3-4 minggu ember/ drum dibuka, dan cairan yang diperoleh diambil (biasanya berwarna kuning kecoklatan atau sesuai bahan sayurnya).
7. Tambahkan gula jawa/ gula merah sebanyak 2 % dari cairan tersebut. Kalau cairannya 20 liter berarti butuh 4 ons gula.
Sangat mudah bukan, selamat mencoba dan semoga bisa meningkatkan kemandirian petani Indonesia.
Salam Tani !! Dari serangkaian berbagai macam MOL yang telah kita bahas terdahulu mempunyai fungsi yang beranekaragam sesuai dengan bahan yang dikandungnya. Memang rekan-rekan Gerbang Pertanian harus membuat lebih dari satu macam MOL untuk menghemat biaya usaha taninya. Dalam pengaplikasiannya juga tidak harus satau macam MOL saja tetapi sebaikknya dikombinasikan berbagai MOL sehingga bisa menghemat biaya tenaga kerja.
Mol sebagai penyubur tanaman dan dekomposer telah maspary tulis berbagai jenis, dari Mol keong mas, Mol rebung bambu, Mol bonggol pisang dll. Sekarang maspary akan membahas tentang Mol daun gamal sebagai pestisida nabati. Dikatakan sebagai pestisida nabati karena daun gamal bisa berfungsi sebagai pengendali hama ulat dan hama penghisap (kutu), sebagai akarisida (pengendali tungau) dan sebagai fungisida. Menurut beberapa referensi yang maspary baca, dalam Mol daun gamal mengandung tanin yang bisa digunakan sebagai racun berbagai serangga. Selain sebagai pestisida nabati Mol daun gamal juga digunakan sebagai penyubur tanaman karena dalam Mol daun gamal ternyata juga mengandung unsur N.
Bahan dalam pembuatan Mol daun gamal :
1. 2 kg daun gamal
2. 400 gr gula merah
3. 4 liter air beras
Cara membuat mol daun gamal :
1. Daun gamal dipotong-potong lalu ditumbuk sampai hancur
2. Masukkan dalam jerigen
3. Masukkan gula merah yang sebelumnya diiris-iris halus
4. Masukkan air beras dalam jerigen
5. Kocok-kocok supaya tercampur merata
6. Fermentasikan selama minimal 21 hari
Cara penggunaan Mol daun gamal :
1. Sebagai pupuk daun dan pestisida nabati campurkan 1 – 4 liter mol daun gamal dalam tangki semprot 14-17 liter air.
2. Semprotkan secara merata ke tanaman saat pagi atau sore hari.
Mol daun gamal bisa digunakan sebagai langkah awal pencegahan dan pengendalian hama serta penyakit pada tanaman kita, akan tetapi jika masih terjadi serangan hama maupun penyakit sebaikknya segera dilakukan pengendalian yang lain. Bisa juga Mol daun gamal dikombinasikan dengan pestisida nabati yang lain seperti daun mindi, tembakau, biji sirsak, akar tuba dll.
Salam Tani !! Siapa yang tidak kenal dengan keong mas ? hewan golongan moluska ini memang bertubuh lunak dan jalannya sangat pelan, akan tetapi bisa sangat merugikan petani. Karena keong mas sangat menggemari bibit padi yang masih ranum. Oleh karena itu maspary di Gerbang Pertanian akan sedikit membahas cara mengolah keong mas sebagai hama ini agar bisa menjadi pupuk organik dan pupuk hayati.
Kenapa maspary tertarik dengan keong mas? kita ketahui kalau keongmas hobi mengkonsumsi tanaman padi muda yang notabene banyak mengandung auksin. Oleh karena itu jika dibuat MOL maspary yakin juga akan mengandung auksin juga. Selain itu jika kita gunakan keong mas sebagai MOL atau keperluan yang lain (makanan bebek) pasti sekaligus juga akan mengendalikan hama keong mas tersebut.
Bahan MOL keong mas :
1. 1 kg keong mas yang masih hidup/ segar
2. 1/2 buah maja, jika tidak ada bisa gunakan gula merah 2 ons.
3. 2 liter air kelapa
Cara Membuat MOL keong Mas :
1. Keongmas ditumbuk hingga halus lalu masukkan dalam jeligen
2. Masukkan buah maja/ gula jawa yang telah dihaluskan
3. Masukkan 2 liter air kelapa.
4. Kocok-kocok hingga campur
5. Buka sebentar setiap pagi tutup jeligennya
6. Setelah 15 hari siap digunakan
Cara menggunakan MOL keong mas :
1. Untuk pengomposan, campurkan 1 bgian MOL keong mas dengan 5 liter air tawar dan tambahkan 1 ons gula merah. Siramkan pada bahan organik yang akan dibuat kompos.
2. Campurkan 1 liter MOL keong mas dalam 1 tangki semprot. Semprotkan pada seluruh bagian tanaman dan anah disekitar perakaran tanaman. Jangan lupa nyemprotnya pagi atau sore hari.
3. Untuk semakin menyuburkan tanaman, MOL keong mas juga boleh dicampur dengan MOL rebung bambu yang maspary tulis kemarin atau MOL-MOL yang lain.
Manfaat dan kandungan MOL keong mas :
1. MOL keong mas jika diaplikasi pada tanaman hortikultura (kacang panjang, tomat, cabe dll) akan melebatkan dan memperbesar buahnya.
2. Menurut informasi yang maspary peroleh, diduga kandungan MOL keong mas adalah protein, azotobacter, azospirillium, mikroba pelarut phospat, staphylococcus, pseudomonas, auksin dan enzim.
Semoga petani Indonesia lebih bijaksana dalam memanfaatkan alam sekitar untuk meningkatkan budidayanya.
Salam Pertanian !! Jumpa lagi dengan Gerbang Pertanian. Telah kita ketahui bahwa peran mikroorganisme sangat penting bagi tanaman. Terutama berguna untuk membantu kesehatan dan penyerapan unsur hara dalam tanah. Pemupukan terhadap tanaman yang dilakukan para petani yang semakin lama semakin banyak membuktikan bahwa tanah kurang responsif terhadap penambahan pupuk. Tanah yang demikian itu disebabkan karena kurangnya bahan organik dan mikroorganisme tanah sebagai juru masaknya. Untuk mencari dan mengembangkan mikroorganisme sebenarnya tidaklah sulit, karena mikroorganisme sebenarnya sudah ada dan sangat banyak jumlah dan jenisnya disekitar kita. Biasa kita sebut mereka dengan mikroorganisme lokal (MOL). Tinggal kita ambil mereka, kita kembangkan sesuai dengan kebutuhan kita.
Menurut maspary Untuk membuat MOL sebenarnya hanya dibutuhkan 3 bahan utama :
1. Karbohidrat. Bahan ini dibutuhkan bakteri/ mikroorganisme sebagai sumber energi. Untuk menyediakan karbohidrat bagi mikroorganisme bisa diperoleh dari air cucian beras, nasi bekas/ nasi basi, singkong, kentang, gandum, dedak/ bekatul dll
2. Glukosa. Bahan ini juga sebagai sumber energi bagi mikroorganisme yang bersifat spontan (lebih mudah dimakan mereka). Glukosa bisa didapat dari gula pasir, gula merah, molases, air gula, air kelapa, air nira dll
3. Sumber Bakteri (mikroorganisme lokal). Bahan yang mengandung banyak mikroorganisme yang bermanfaat bagi tanaman antara lain buah-buahan busuk, sayur-sayuran busuk, keong mas, nasi, rebung bambu, bonggol pisang, urine kelinci, pucuk daun labu, tapai singkong dan buah maja. Biasaya dalam MOL tidak hanya mengandung 1 jenis mikroorganisme tetapi beberapa mikroorganisme diantaranya Rhizobium sp, Azospirillium sp, Azotobacter sp, Pseudomonas sp, Bacillus sp dan bakteri pelarut phospat.
Ketiga bahan tersebut tinggal dicampur ditambah air dan ditutup rapat atau biasa disebut difermentasi. Setelah 1-3 minggu bahan tersebut akan mengeluarkan bau alkohol yang tajam, itu tandanya proses fermentasi berhasil dan MOL sudah jadi. Jika kebalikannya, berbau busuk seperti bau got atau bau bangkai berarti harus di ulang karena tidak jadi. Kegagalan biasanya terjadi karena penutupan kurang rapat.
Untuk beberapa postingan kedepan, maspary akan mengulas tentang cara membuat berbagi macam MOL dan manfaatnya bagi tanaman.
Smoga artikel ini bisa bermanfaat bagi kita semua, sukses selalu bagi petani Indonesia !!
Salam Pertanian !! Kita sering sekali ditawari untuk membeli produk organik yang mempunyai berbagai macam fungsi . Dibrosurnya tertulis untuk menguraikan sampah, membuat bokhasi, menggemukkan ternak, menghilangkan bau kotoran ternak dll. Kali ini maspary di Gerbang Pertanian akan membagikan pengalaman pribadi tentang membuat mikroorganisme multi fungsi. Harapan maspary hanyalah agar para petani bisa benar-benar mandiri dan mampu memanfaatkan bahan-bahan yang tersedia dilingkungan kita untuk kemajuan petani dan melestarikan bumi kita.
Gambar salah satu bahan pembuat mikroorganisme multi fungsi
Gambar cairan yang mengandung mikroorganisme multi fungsi yang maspary buat, warna dan aroma berbeda-beda sesuai dengan jenis buahnya (tapi baunya harum) :
Manfaat Mikroorganisme Multi Fungsi yang pernah maspary coba antara lain untuk :
1. Pertama maspary mencobanya untuk membuat silase. Dengan mikroorganisme tersebut hanya butuh waktu satu minggu dalam pembuatan silase. Dalam satu minggu Silase sudah berbau harum dan siap digunakan.
2. Bisa digunakan untuk menghilangkan bau kotoran ternak. Maspary mencoba memberikannya untuk kelinci. Dan hasilnya luar biasa, kelinci yang maspary pelihara dalam dapur sekarang sudah nggak bau lagi.
3. Bisa juga untuk mennyehatkan ternak. Kelinci yang maspary pelihara nggak pernah terserang kembung dan mencret walaupun saya kasih makan kubis, caisin, kacang buncis dan kangkung.
4. Selain itu juga bisa digunakan untuk menggemukkan ternak, Ini berdasarkan fakta yang maspary peroleh dari kelinci saya yang gendut dan sehat. Kenapa bisa gemuk ? karena nafsu makannya yang meningkat semenjak saya kasih mikroorganisme tersebut.
5. Urine kelinci yang maspary tampung juga saya fermentasi dengan dengan mikroorganisme tersebut.
6. Saya juga yakin kalau untuk pembuatan bokhasi/ kompos ataupun memfermentasi pupuk organik lain juga bagus hasilnya.
7. Beberapa fungsi lain belum maspary coba : menyuburkan tanaman, menyuburkan tanah, merangsang pembuahan padi atau tanaman lain. (karena saya yakin dalam larutan tersebut juga mengandung unsur hara, mineral dan asam amino).
Setelah rekan-rekan Gerbang Pertanian mengetahui manfaat dari mikroorganisme multi fungsi tersebut pasti sudah nggak sabar lagi ingin mengetahui cara membuatnya. Tapi janji ya ! setelah maspary kasih tahu langsung dipraktekkan, supaya kita bisa saling berbagi pengalaman.
Bahan mikroorganisme multi fungsi :
1. Campuran berbagai macam buah-buahan yang telah masak exp: semangka, melon, nanas, mangga, jambu, belimbing dll 1 kg. (kebetulan maspary dirumah jualan soup buah jadi bisa memanfaatkan sisa buah-buahan yang tidak terpakai)
2. Molase atau larutan gula jawa (untuk membuat larutan gula jawa: larutkan gula jawa dalam air panas dengan perbandingan 1 : 1) 0,5 liter. Penggunaan larutan gula jawa harus setelah benar-benar dingin.
3. Koran bekas/ baru
4. Karet gelang
5. Kain penyaring (boleh kaos bekas atau baju bekas dll)
Cara membuat mikroorganisme multi fungsi :
1. Potong kecil-kecil berbagai macam buah-buahan tersebut (kurang lebih 1 m3)
2. Masukkan buah-buahan tersebut dalam stoples
3. Siram dengan molase atau larutan gula jawa
4. Tutup toples dengan kertas koran dan ikat dengan karet
5. Setelah dua minggu saring dan peras dengan kain
6. Larutan/ air perasan yang dihasilkan siap digunakan untuk berbagai keperluan diatas
Cara menggunakan mikroorganisme multi fungsi :
1. Jika akan digunakan sebaikknya mikroorganisme multi fungsi tersebut kita encerkan terlabih dahulu. Buat larutan gula atau larutan molase dengan perbandingan gula/ molase : mikroorganisme multi fungsi : air = 5 : 1 : 100
2. Diamkan dulu larutan tersebut hingga 24 jam.
3. Baru larutan tersebut kita gunakan untuk pembuatan silase, campuran/ minuman ternak, pembuatan kompos, kita semprotkan ke tanah dan tanaman sebagai penyubur dll.
Cara membuat mikroorganisme multi fungsi tersebut memang mudah dilakukan, tapi maspary sendiri belum sempat mengecek kandungan didalamnya. Oleh karena itu jangan menanyakan mikroorganisme apa yang terkandung didalamnya atau bertanya kandungan unsur haranya.
Petani Modern dengan Kearifan Lokal
Pernahkah Anda membiarkan nasi (sisa) di atas meja, dan keesokan harinya Anda mendapati nasi itu menjadi basi?
Mungkin Anda juga paham bahwa buah dan sayuran di dapur, ketika dibiarkan makin lama akan semakin membusuk. Mungkin Anda juga memahami bagaimana kayu mengalami pelapukan pelan-pelan, kemudian berbaur dengan tanah. Ketika tanah yang bercampur kayu lapuk itu ditanami, hasilnya akan woww!! Apa yang menjadikan bahan itu busuk dan lapuk? Bagaimana mempercepat proses pembusukan itu menjadi beberapa kali lipat dari kondisi normalnya? Salah satu cara adalah dengan melipatgandakan jumlah mikroorganisme pembusuknya.
Mikro Organisme Lokal (MOL)
Setiap daerah, akan didominasi oleh jenis mikroorganisme (bakteri dan fungi) yang berbeda. Jenis (spesies) yang dominan sangat dipengaruhi oleh iklim (perubahan suhu, derajat kelembaban), karakter bakteri dan media berkembangbiaknya di lokasi tersebut. Oleh karena perbedaan dominasi sesuai lingkungan itulah, disebut mikro organisme lokal. Dengan kata lain, mikroorganisme spesifik sesuai lokasi berbembangbiaknya.
Mikro organisme yang tidak terlihat oleh mata telanjang itu, punya peran besar bagi kehidupan khususnya bidang pertanian. Tidak disangsikan lagi, tanah yang memiliki bahan organik melimpah, mikroorganismenya juga akan melimpah. Pertanyaan menariknya adalah, bisakah bakteri atau fungi itu dikembangkbiakkan atau diternak? Bagaimana mengembangbiakkannya? Setelah berkembangbiak, untuk apa?
Teknologi pertanian sederhana telah menjawab hal tersebut untuk memulihkan, bahkan menyuburkan tanah. Dan sekarang, telah muncul produk-produk Pupuk Organik Cair (POC) dengan beragam merk, beragam perusahan, juga beragam model pemasaran. Petani sebagai sasaran produk-produk pertanian, sebaiknya bijak dan cerdas sebelum membeli. Petani perlu dibekali pengetahuan dasar tentang hal ini.
Di sekitar kita, banyak sekali bahan yang bisa dimanfaatkan untuk pembuatan Pupuk Organik Cair (POC). Kenapa harus membeli dari perusahaan yang menjualnya dengan harga tinggi karena biaya produksi dan pemasarannya memang telah tinggi, dengan kisaran harga Rp 40.000,- s.d Rp. 170.000,- per liter?
Padahal dengan harga sebanyak itu, petani bisa membuat sendiri 40 s.d 170 liter pupuk cair (dengan asumsi harga gula merah Rp 10.000,- per kg dicampurkan dengan air 10 liter) dengan memanfaatkan bahan-bahan lain disekitarnya, tidak perlu membeli.
Ya, memang media sederhana untuk membuat POC adalah gula merah seperti disebutkan di atas, bisa juga tetes tebu, agar-agar dan bahan lain dengan kandungan glukosa tinggi lainnya. Gula merah yang berglukosa tinggi itu akan berfungsi sebagai bahan penyusun tubuh mokroorganisme sehingga berkembang biak.
Perkembangbiakan bakteri terjadi melalui pembelahan/pemisahan diri (misalnya dari 1 menjadi 2, kemudian 4, lalu 8, 16, 32, 64, 128, 256 dst) per periode tertentu, biasanya per 15 menit.
Proses pembuatan POC, umumnya hanya dalam kurun waktu 15 hari dan tidak rumit. Dari hitungan pembelahan bakteri per 15 menit di atas, berapa banyak sebuah bakteri berkembang selama 15 hari? Oleh karenanya, jangan heran bila dalam kemasan produk-produk Pupuk Organik Cair disebutkan jutaan bahkan trilyunan bakteri di dalamnya.
Berikut ini adalah kerangka umum yang bisa dijadikan acuan. Hal-hal yang lebih spesifik bisa ditelusuri melalui search engine, dengan mengetikkan kata ‘mikro organisme lokal’.
Harapannya, dengan mengetahui kerangka umum pengembangbiakan mikroorganisme lokal, petani tidak terombang-ambing pada produk baru yang semakin bertambah jumlahnya. Konsep umumnya adalah sebagai berikut, disesuaikan dengan kebutuhan yang akan dibuat:
1 Siapkan gula merah dan air bersih (1 kg gula merah, untuk 10 liter air). Air bersih bisa digantikan dengan air kelapa, bila ada. Air kelapa memiliki derajat keasaman (pH) netral dengan kandungan elektrolit dan mineral cukup beragam, baik untuk perkembangbiakan bakteri. Hancurkan gula merah itu, kemudian larutkan dalam air.
2.Siapkan bahan-bahan organik di sekitar kita. Misalnya nasi kenduri yang tidak termakan dan belum bercampur minyak goreng. Bahan lainnya seperti buah-buahan, sayur-sayuran, daun-daunan juga bisa dimanfaatkan. Pemilihan bahan organik ini bebas, dengan tujuan memanfaatkan bahan sebagai media untuk dirombak dan media berkembangbiak. Perkirakan bahan organik ini antara 2,5 s.d 5 kg, atau sesuaikan dengan wadah. Masukkan bahan tersebut ke dalam larutan gula merah di point 1 tersebut di atas.
3.Siapkan sumber-sumber bakteri sebanyak 1 kg (kayu lapuk, keong mas atau bekicot yang telah dicacah, isi usus ayam-ikan-sapi-kambing dll, air kencing sapi-kambing dll, kotoran sapi). Masukkan ke dalam larutan gula merah. Sumber-sumber bakteri ini disebut media starter untuk memperbanyak bakteri yang dikandungnya.
4. Tutup ketiga campuran di atas dengan plastik atau penutup lainnya. Buka tutupnya sebentar setiap pagi untuk mengeluarkan gasnya. Gas yang terbentuk adalah tanda bahwa proses perombakan bahan-bahan campuran sedang berlangsung oleh bakteri. Bila sampai seminggu tidak terjadi tanda-tanda pembentukan gas (wadah tidak mengembung), ganti saja bahan-bahannya.
5. Biarkan selama 15 hari atau sampai selesai terbentuk lapisan tepung berwarna putih seperti bedak di atas permukaan larutan gula. Saring hingga larutan gula terpisah dengan campuran kasar. Bakteri yang dikembangbiakkan ada dalam larutan gula itu.
6. Bila point 5 telah terpenuhi, maka siap diaplikasikan. Campurkan 70 s.d 150 ml POC dengan 15 liter air. Siramkan atau semprotkan ke tanah. Ulangi lagi setiap 15 hari.
Ada banyak manfaat dari pengembangbiakan MOL melalui pembuatan POC ini. Ketika POC diaplikasikan ke tanah, akan semakin banyak bakteri yang merombak residu (sisa) pupuk yang tidak dapat terurai dalam tanah tetapi tidak dapat diserap oleh tanaman. Juga, makin cepatnya proses penguraian bahan organik mentah hingga siap diserap tanaman. Akhirnya, tanah yang makin subur karena pemberian POC ini, akan menyuburkan tanaman dan produksinya juga meningkat.
Dalam skala rumah tangga, para ibu-ibu dan remaja putri yang menyukai tanaman hias juga bisa memanfaatkan teknologi sederhana ini, untuk menyuburkan tanaman hiasnya. Siramkan POC buatan sendiri ini setelah ditambahkan air bersih seperti pada point 6.
Anda mungkin bukan petani, tidak ada salahnya berbagi hal ini kepada tetangga, teman, saudara kita yang petani. Kita tahu, 60% penduduk miskin berdomisili di desa, berprofesi sebagai petani dengan adopsi informasi teknologi yang lambat. Demikian, sengaja ditulis dengan mencoba pemaparan sederhana yang jauh dari bahasa ilmiah yang memusingkan.
Ingatlah bahwa kata TANI yang digagas oleh Presiden Soekarno kala itu, adalah akronim dari Tiang Agung Negara Indonesia.
Salam pertanian.
Pemerintah telah sadar bahwa efek samping penggunaan pupuk kimia telah membuat tanah kita rusak. Maka dibuatlah program GO ORGANIK 2010. Salah satu cara perbaikan biologi tanah adalah dengan aplikasi PGPR dan MOL (micro organisme lokal), cara membuatnya?
BAHAN:
· 200 gram gula pasir
· 100 gram trasi
· 200 gram tongkol/ bandeng
· 2 kg dedak/ bekatul
· 2 kg kohe (kotoran hewan, yg terbaik pake rumen
· 2 liter air cucian beras
· Air bersih 20 liter
ALAT:
· Kompor
· Panci
· Torong
· Jerigen 20 liter
CARA PEMBUATAN:
· Rebus semua bahan kecuali kohe dan air bersih
· Setelah dingin masukkan semua bahan kedalam jerigen
· Tutup rapat
· Setiap hari dibuka sebentar dan dikocok-kocok
· Setelah 15 hari MOL siap digunakan
CARA APLIKASI:
· Sebelum digunakan, MOL disaring dulu.
· Gunakan untuk menyemprot tanah dan tanaman dengan konsentrasi 1 liter/tangki.
· Penyemprotan dilakukan setiap 15 hari sekali mulai sebelum tanam.
Dengan aplikasi MOL yang rutin, isya alloh akan membantu kita dalam usaha perbaikan biologi tanah. Semoga tulisan ini bisa memberi sedikit informasi terhadap petani dan penyuluh.
Salam Pertanian !! Halo bagaimana kabar anda Petani Idonesia ? Mudah-mudahan selalu sehat dan selalu semangat. Masih melanjutkan topik yang kemarin tentang MOL (mikroorganisme lokal) kali ini maspary di Gerbang Pertanian akan menginfokan tentang MOL bonggol pisang. Walaupun kelihatannya bonggol pisang sangat sepele tapi sebenarnya kalau dimanfaatkan bisa luar biasa.
MOL bonggol bisang ini sebenarnya sebuah reques dari beberapa rekan maspary yang ingin tahu lebih jauh tentang MOL tersebut. Sebenarnya yang bisa dibuat mol bukan hanya bonggol pisang saja tetapi batangnyapun bisa digunakan untuk MOL, tetapi kalau MOL batang pisang manfaatnya tidak sehebat bonggol pisang. Dalam mol batang pisang lebih banyak mengandung unsur hara P atau phospat sehingga banyak digunakan sebagai penambah nutrisi tanaman.
Kalau begitu apa kandungan MOL bonggol pisang maspary ?
Menurut beberapa literatur yang maspary baca dalam MOL bonggol pisang mengandung Zat Pengatur Tumbuh Giberellin dan Sitokinin. Selain itu dalam mol bonggol pisang tersebut juga mengandung 7 mikroorganisme yang sangat berguna bagi tanaman yaitu : Azospirillium, Azotobacter, Bacillus, Aeromonas, Aspergillus, mikroba pelarut phospat dan mikroba selulotik. Tidak hanya itu MOL bonggol pisang juga tetap bisa digunakan untuk dekomposer atau mempercepat proses pengomposan. Hebat bukan ?
Bahan pembuatan MOL bonggol pisang :
1. 1 kg bonggol pisang
2. 2 ons gula merah
3. 2 liter air beras.
Cara membuat MOL bonggol pisang :
1. Bonggol pisang dipotong-potong kecil lalu ditumbuk-tumbuk
2. Iris – iris gula merah lalu masukkan dalam air cucian beras dan aduk-aduk sampai larut
3. Campurkan air cucian beras yang sudah ada gulanya ke dalam bonggol pisang.
4. Masukkan dalam jerigen dan tutup rapat, setiap 2 hari atau jika menggelembung buka tutupnya.
5. Dari pengalaman maspary setelah 15 hari biasanya siap digunakan.
Sekali lagi maspary mengajak rekan-rekan Petani Indonesia untuk selalu memanfaatkan bahan-bahan yang ada disekitar lingkungan kita. Terutama bagi rekan-rekan Gerbang Pertanian yang ingin menghemat usaha taninya, atau rekan-rekan maspary yang “maaf” tidak mempunyai banyak dana untuk usahataninya. Coba kalau kita praktekkan dan kita terapkan resep-resep MOL yang maspary berikan beberapa waktu yang lalu, pasti bisa sangat mengurangi biaya usaha kita. Paling tidak bisa mengurangi biaya pembelian pupuk kimia maupun pupuk organik cair ( POC).
Semoga resep sederhana tentang MOL bonggol pisang tersebut bisa bermanfaat bagi Petani Indonesia
Sukses selalu buat Petani Indonesia !
Minta izin maspary untuk dipublikasikan dan dipraktekkan
Bahan utama MOL terdiri 3 komponen:
1. Karbohdrat: Air cucian beras, nasi bekas, singkong, kentang, dan sejenisnya
2. Glukosa: air gula, air kelapa, dan sejenisnya
3. Sumber bakteri: buah-buahan, air kencing, kotoran hewan, dan sejenisnya
Bahan utama dalam MOL terdiri dari 3 jenis komponen yaitu:
1. Karbohdrat: Air cucian beras, nasi bekas, singkong, kentang, dan sejenisnya
2. Glukosa: air gula, air kelapa, dan sejenisnya
3. Sumber bakteri: buah-buahan, air kencing, kotoran hewan, dan sejenisnya
Bahan utama dalam MOL terdiri dari 3 jenis komponen yaitu:
1. Karbohidrat: air cucian beras (tajin), nasi bekas (basi), singkong, kentang, gandum.
Yang paling sering digunakan adalah dengan air tajin.
1. Glukosa: dari gula merah diencerkan dengan air, cairan gula pasir, gula batu dicairkan, air
gula dan air kelapa.
1. Sumber bakteri: keong mas, kulit buah-buahan misalnya tomat, pepaya, dan sebagainya, air
kencing atau apapun yang mengandung sumber bakteri.
Contoh MOL dan aplikasinya:
1. MOL buah-buahan untuk membantu malai padi agar berisi
2. MOL daun cebreng untuk penyubur daun tanaman
3. MOL bonggol pisang untuk pengurai saat pembuatan kompos
4. MOL sayuran untuk merangsang tumbuhnya malai padi
5. MOL rebung bambu untuk merangsang pertumbuhan tanaman
6. MOL limbah dapur untuk memperbaiki struktur fisik, biologi, dan kimia tanah
7. MOL protein untuk nutrisi tambahan pada tanaman
8. MOL nimba dan sarawung untuk mencegah penyakit tanaman
Contoh MOL dan aplikasinya:
1. MOL buah-buahan untuk membantu malai padi agar berisi
2. MOL daun cebreng untuk penyubur daun tanaman
3. MOL bonggol pisang untuk pengurai saat pembuatan kompos
4. MOL sayuran untuk merangsang tumbuhnya malai padi
5. MOL rebung bambu untuk merangsang pertumbuhan tanaman
6. MOL limbah dapur untuk memperbaiki struktur fisik, biologi, dan kimia tanah
7. MOL protein untuk nutrisi tambahan pada tanaman
8. MOL nimba dan sarawung untuk mencegah penyakit tanaman
MIKRO ORGANISME LOKAL (MOL) DAUN KEDOYA DAN REBUNG
Dalam upaya pemanfaatn pupuk organik adalah menggunakan Mikro Organisme Lokal (MOL). Mikro organisme lokal (MOL) dapat menggunakan bahan yang ada disekitar antara lain buah-buahan busuk, nasi bekas, keong, bambu (rebung), batang pisang, bonggol pisang bahkan akar bambu dan daun-daunan seperti daun Kedoya yang banyak mengandung unsur N, P dan K.
Daun Dysoxylum gaudichaudianum merupakan bahan yang digunakan oleh petani dalam membuat persemaian padi, sebelum padi disemai ditaburi daun ini yang telah ditumbuk atau dihancurkan dan hasil persemaian akan sangat subur. Ciri khas tanaman ini adalah memiliki kulit jaringan kayu yang berbau menusuk dan memuakkan yang bisa rasa mual sehingga dapat mengakibatkan orang muntah-muntah. Oleh karena itu Dysoxylum gaudichaudianum di Lombok disebut daun ketai. Tumbuhan ini biasanya tumbuh di sekitar parit dan merupakan tanaman pohon dan tingginya dapat mencapai 25-45 meter. Di Jakarta disebut dengan pohon Kedoya. Kedoya merupakan nama tanaman dari suku duku-dukuan (Meliaceae). Tanaman KedoyaDysoxylum gaudichaudianum diduga mengandung nitrogen yang cukup tinggi
Rebung bambu merupakan anak bambu yang banyak tunbuh di sekitar persawahan,sungai atau kebun. Rebung merupakan tanaman yang diduga mempunyai kendungan nitrogen yang cukup tinggi.
Mengingat hal tersebut maka daun Kedoya dan rebung dapat digunakan sebagai MOL dan telah dicoba oleh petani dan hasilnya dapat mengurangi penggunaan pupuk nitrogen.
1. Bahan dan alat
· Daun Kedoya : 5 – 7 tangkai
· Rebung : 2 kg
· Gula merah : 500 gr
· Air beras : 4 liter
· Ember, jerigen 5 liter, selang kecil dan botol air minum kemasan.
2. Cara membuat
· a. Daun Kedoya dilepas dari tangkainya kemudian ditumbuk
· b. Rebung dipotong-potong kemudian ditumbuk, tapi untuk mendapakan bahan yang lebih efektif maka sebaiknya rebung diparut.
· c. Gula merah dipotong-potong sesuai besarnya jerigen.
· d. Semua bahan yang telah siap kemudian dimasukkan kedalam jerigen dan tuangkan air beras.
· e. Tutup jerigen dihubungkan dengan selang kedalam botol dan dilakukan fermentasi selama kurang lebih 2 minggu (15 hari). Kemudaian disaring.
· f. Setelah 15 hari siap untuk diaplikasikan.
B. Cara Aplikasi
1. Untuk tanaman padi
Hasil saringan MOL diambil 2 gelas ukuran air minum kemasan dan dimasukan kedalam tangki hand sprayer ukuran 14 liter, kemudian disemprotkan ke tanaman padi. Kebutuhan per ha kurang lebih 10 tangki hand sprayer.
2. Untuk tanaman sayuran
Hasil saringan MOL diambil 1 gelas ukuran air minum kemasan kemasan dan dimasukan kedalam tangki hand sprayer ukuran 14 liter, kemudian disemprotkan ke tanaman sayuran. Hasil ini atas percobaan oleh petani, bila hasil saring MOL yang digunakan melebih 1 gelas maka tanaman sayuran akan gosong. Ini membuktiakan bahwa kandungan pupuk cukup tinggI (Ir.Tatok Sulistiyanto/Koordinator BP3K Kec. Sandubaya).
1. Untuk tanaman padi
Hasil saringan MOL diambil 2 gelas ukuran air minum kemasan dan dimasukan kedalam tangki hand sprayer ukuran 14 liter, kemudian disemprotkan ke tanaman padi. Kebutuhan per ha kurang lebih 10 tangki hand sprayer.
2. Untuk tanaman sayuran
Hasil saringan MOL diambil 1 gelas ukuran air minum kemasan kemasan dan dimasukan kedalam tangki hand sprayer ukuran 14 liter, kemudian disemprotkan ke tanaman sayuran. Hasil ini atas percobaan oleh petani, bila hasil saring MOL yang digunakan melebih 1 gelas maka tanaman sayuran akan gosong. Ini membuktiakan bahwa kandungan pupuk cukup tinggI (Ir.Tatok Sulistiyanto/Koordinator BP3K Kec. Sandubaya).
MOL Mikro Organisme Lokal
Istilah MOL atau kepanjangannya Mikro Organisme Lokal sudah banyak dikenal. MOL mudah dibuat dan mudah diaplikasikan. Cara da metode pengembangan MOL pun bermacam-macam. Namun, kadang-kadang suatu resep MOL yang berhasil diterapkan di suatu tempat, seringkali kurang berhasil dilakukan di tempat lain. Meskipun demikian pembuatan MOL merupakan salah satu cara untuk membuat petani mandiri.
Seperti yan sudah saya sebutkan, ada banyak cara pembuatan MOL. Saya akan sampaikan secara bertahap/terpisah cara pembuatannya. Silahkan Anda coba sendiri dan buktikan sendiri khasiatnya.
mol nasi
Pembuatan MOL ini aku peroleh dari petani di Brastagi, Medan. Di sana adalah daerah pertanian yang cukup subur. Dan mereka secara turun temurun telah membuat MOL dengan cara mereka sendiri.
Cara pembuatan MOL yang mereka lakukan adalah sebagai berikut.
1. Sisa nasi dipendam dalam tanah.
2. Setelah beberapa hari, nasi diambil lagi,
3. Nasi tersebut diencerkan dengan air dan digunakan untuk mengkomposkan bahan-bahan organik.
2. Setelah beberapa hari, nasi diambil lagi,
3. Nasi tersebut diencerkan dengan air dan digunakan untuk mengkomposkan bahan-bahan organik.
Bahan organik yang telah dicampur dengan nasi tadi kemudian dipendam selama beberapa hari sampai hancur dan lumat seperti tanah. Kompos yang telah jadi ini dapat langsung digunakan untuk memupuk tanaman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar